POSO- Siang itu desiran dan percikan air sungai menggema, di kejauhan sayup-sayup terdengar lantunan kayori (lagu dero poso) di iringi ketukan gendang dan suara gong warga masyarakat setempat yang sedang melakukan ritual penyambutan tamu di sekitar air terjun Salisusu, di Desa Poleganyara, Kecamatan Pamona Timur, Kabupaten Poso, Sabtu (27/5/2023).
LAPORAN: IVAN TAGORA
Rupanya siang itu, masyarakat Desa setempat sedang berpesta dalam rangkaian penyambutan kru salah satu stasiun televisi nasional dalam kegiatannya melakukan pengambilan gambar untuk mempromosikan destinasi wisata air terjun nan indah itu. Wisata air terjun memang selalu menarik perhatian banyak wisatawan, baik domestik maupun turis asing.
Destinasi wisata air terjun Salisusu salah satunya, derasnya air yang jatuh dari ketinggian ditambah suara-suara alami disekitarnya membuat siapapun yang berada di tempat itu merasa nyaman. Hijaunya pepohonan di sana menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berniat menenangkan pikiran, ditambah lagi kicauan burung dan satwa liar ditempat itu menjadikannya layak untuk di kunjungi.
Ada yang sangat menarik dari air terjun Salisusu, selain keindahan panoramanya, disana juga terdapat jejak telapak kaki manusia raksasa yang di tenggarai sudah menempel di bebatuan sejak puluhan ribu tahun lalu. Siapapun yang melihatnya dipastikan akan kagum dengan jekak telapak kaki tersebut, bayangkan saja ukurannya 15 kali lipat telapak kaki manusia modern.
Konon katanya manusia raksasa yang meninggalkan jejak itu berasal dari langit yang disebut warga setempat sebagai Rasulangi dan istrinya adalah Raginda. Rasulangi kembali ke kayangan dengan memanjat tali Pangawu. Untuk menuju kesana wisatawan bisa menumpang kendaraan roda dua, sementara roda empat dapat diparkir sekira 1 kilometer dari lokasi. Sebelum mencapai air terjun Salisusu, pengunjung akan dimanjakan pemandangan indah persawahan milik masyarakat.
“Belum ada jalur kendaraan roda empat yang bisa dilalui untuk mencapai air terjun tersebut. Kalau mau kesana boleh naik roda dua atau motor, sekitar 5 menit sudah sampai dari Desa menyeberangi sungai di jembatan gantung,” ujar Yefta Ranuntu warga setempat.
Perjalanan dari kota Poso, memerlukan waktu sekitar 2,5 jam apabila mengendarai roda empat yang berada di dekat wilayah persimpangan jalur trans Sulawesi Taripa menuju Kota Makassar dan Kota Kolonodale Morowali Utara. Sementara kendaraan roda dua akan berhenti setelah melewati persawahan warga atau sekitar 50 meter dari air terjun tersebut dan kondisi jalannya landai.
Sesampainya di lokasi, Anda akan disambut jejeran pohon durian milik warga dan batu-batu alami ukuran besar. Dari balik itu sudah langsung muncul air terjun dan derasnya air yang turun ke bawah. Meski tidak tinggi seperti air terjun daerah lainnya, air terjun itu sangatlah menarik untuk disambangi. Memiliki tinggi sekira 15 meter dengan lebar tujuh meter.
Belum banyak yang tau keberadaan air terjun ini, pengunjungnya hanya masyarakat sekitar dan para pencinta alam di Desa itu. Penasaran dengan air terjun ini, silakan mengunjunginya, warga sekitar siap untuk memandu wisatawan yang ingin menikmati panorama air terjun ataupun sekedar untuk mandi. **